Mungkin saat disekolah kita pernah belajar tentang tata surya. Tapi tidak pernah diajarkan seberapa besar sebenarnya alam semesta itu sendiri. Sering kita melihat di film-film, jarak bumi digambarkan dekat dengan bulan. Padahal aslinya jaraknya itu adalah 30 kali bumi dijejer dan itu baru bulan.
Bagaimana yang jauh-jauh seperti planet atau galaksi lainnya. Planet dan bintang itu berada di dalam sebuah galaksi dan dari kumpulan galaksi-galaksi ini dinamakan Gugus Galaksi serta mungkin masih ada lagi. Sebenarnya, seberapa besar alam semesta ini?
Seberapa Besar Alam Semesta Kita?
Daftar Isi
Untuk itu, mari kita ungkap seberapa besar alam semesta ini. Ibaratnya titik pusat dari perhitungan jarak menuju ujung alam semeseta adalah Bumi kita. Kita mulai dari diri kita sendiri yaitu manusia yang dibandingkan dengan bumi, manusia itu sangat kecil sekali.
Andaikan manusia itu sekecil semut, maka bumi itu panjangnya mencapai 127.420 lapangan sepakbola yang dijejerkan. Itu hanya lebar bumi, mari kita mulai perjalanan untuk menemukan ujung alam semesta dimulai dari tata surya kita.
1. Tata Surya
Tentunya pernyataan diatas belum ada apa-apa jika dibandingkan dengan jarak bumi ke bulan. Kita akan menempuh jarak sekitar 384.400 km untuk mencapainya. Misalnya jika kita naik kendaraan dengan kecepatan konstan 100 km/jam, kita akan baru sampai disana dalam kurun waktu setengah tahun lebih.
Tapi hal itu tidak mustahil untuk bisa dilakukan. Bahkan Neil Amstrong untuk pertama kali mendarat di bulan dengan menggunakan Roket bernama Saturn V yang kecepatannya mencapai 48.290 km/jam. Hanya membutuhkan waktu 79 jam 45 menit dari bumi untuk sampai ke bulan, sungguh luar biasa.
Mungkin sampai dibulan saja tidak cukup mari kita tempuh perjalanan ke planet Mars. Banyak orang hebat dan orang terkaya di dunia ingin merencanakan untuk pergi ke mars seperti Elon Musk pemilik dari perusahaan Space X, Jeff Bezos pemilik perusahaan Blue Origin, serta Richard Branson pemilik dari perusahaan Virgin Galactic. Tapi akankah rencana tersebut akan terwujud?.
Jarak ke mars itu sepanjang 225 juta kilometer. Dan jika menggunakan kendaraan berkecepatan 100km/jam, akan membutuhkan waktu 2 setengah abad lebih untuk sampai kesana. Kemungkinan 8 generasi untuk bisa sampai ke Mars.
Dan itu baru perjalanan ke planet Mars, Apa jadinya kalau kita ingin ke ujung tata surya sampai neptunus kalau naik kendaraan dengan kecapatan maksimum seperti lewat jalan tol 100 km/jam, tebak kita akan butuh waktu berapa?
Kita akan menghabiskan waktu 5 ribu tahun lebih atau tak terhitung berapa generasi yang dapat sampai kesana. Yang pasti itu kayak kita naik kendaraan dari jaman piramid baru mulai dibikin dan akan baru sampai hari ini. Sungguh di luar nalar jika benar-benar terwujud.
2. OORT Cloud
Itu baru tata surya kita, yang mengejutkan adalah adalah kita akan bertemu dengan pesawat antariksa Voyager yang merupakan objek buatan manusia paling jauh yang saat ini terus bergerak menjauhi bumi di luar angkasa.
Voyager kini telah mencapai jarak 23 miliar km dari bumi. Dan dari situlah matahari sudah terlihat cuma kayak setitik bintang di angkasa tapi meskipun setitik, kekuatan matahari masih bisa menarik jutaan komet dan benda langit lainnya untuk membentuk wilayah yang dinamakan OORT Cloud.
OORT Cloud adalah sebuah kumpulan besar objek-objek astronomi yang terletak di luar orbit planet-neptunus, di sekitar Matahari. Oort cloud terdiri dari komet-komet jauh dan objek-objek beku lainnya yang diduga merupakan sisa-sisa dari pembentukan tata surya awal.
Diperkirakan terdiri dari miliaran objek luar angkasa, dan ukurannya dapat mencapai jarak sekitar 100.000 hingga 200.000 satuan astronomi (AU) dari Matahari. Oort cloud belum pernah diamati secara langsung, namun diperkirakan melalui pengamatan komet-komet yang berasal dari sana dan perhitungan simulasi komputer.
OORT Cloud dianggap sebagai sumber komet jangka panjang yang mengelilingi Matahari dengan orbit yang sangat memanjang. Beberapa komet yang berasal dari Oort Cloud dapat terpental ke dalam sistem tata surya oleh pengaruh gravitasi bintang-bintang lain yang berdekatan, sehingga menghasilkan komet yang dapat diamati dari Bumi.
Sementara Voyager dapat keluar dari tata surya membutuhkan waktu selama 35 tahun. Maka jika kita melakukan perjalanan melewati Oort Cloud ini, butuh sekitar 30 ribu tahun. Namun, Oort Cloud merupakan salah satu dari bagian wilayah bernama Local Interstelar Cloud.
3. Local Interstellar Cloud
Local Interstellar Cloud (LIC) adalah wilayah ruang di galaksi Bima Sakti yang berisi gas sebagian terionisasi dengan kepadatan relatif rendah. Wilayah ini terletak di daerah yang dikenal sebagai Gelembung Lokal, yang merupakan rongga di medium antarbintang yang dibuat oleh efek gabungan ledakan supernova dan angin bintang dari bintang masif terdekat.
LIC memiliki suhu sekitar 7.000 hingga 9.000 Kelvin dan kepadatan sekitar 0,3 atom per sentimeter kubik, yang jauh lebih rendah daripada kepadatan atmosfer Bumi di permukaan laut. LIC juga kaya akan hidrogen netral, helium, dan unsur lainnya, dan diyakini sebagai wilayah ruang yang dilalui oleh sistem tata surya saat ini.
LIC penting untuk memahami lingkungan antarbintang lokal dan interaksi antara angin surya dan medium antarbintang. Ini juga menarik bagi ilmuwan yang mempelajari kemungkinan perjalanan antarbintang, karena mewakili tujuan potensial untuk misi masa depan di luar tata surya kita.
Nah, disini kita sudah nggak masuk akal pakai satuan kilo meter untuk mengukur jaraknya, karena sudah gila banget kita akan pakai satuan pengukuran jarak tersebut, nama kerennya adalah tahun cahaya. Untuk bisa tahu tahun cahaya itu bagaimana? Mari kita pikirkan sejenak.
Apa objek yang paling cepat di dunia ini? Angin kah, atau Suara. Kalian kenal Albert Einstein, dialah yang menemukan objek paling cepat di dunia, dan itu sama sekali bukan keduanya. Objek tercepat yang pernah ditemukan adalah Cahaya. Tidak ada objek lain yang lebih cepat dari cahaya.
Dalam fisika kecepatan cahaya itu sama dengan 300.000 km/detik. Namun, meskipun dengan kecepatan sekitar 1 miliar km/jam saja, cahaya masih butuh waktu 4 tahun cahaya lebih untuk sampai di bintang paling terdekat yaitu Alpha Centauri dan butuh waktu 30 tahun cahaya bagi objek tercepat di alam semesta ini untuk bisa sampai dari ujung LIC.
Dan pastinya tidak berhenti disitu saja, kita akan menuju perjalanan yang lebih ekstrim untuk sampai ke lingkup galaksi kita, yaitu Bimasakti.
4. Milkyway (Galaxy Bimasakti)
Galaksi Bimasakti adalah galaksi spiral yang menjadi rumah bagi tata surya kita, termasuk Matahari, planet-planet, dan benda langit lainnya. Galaksi Bimasakti ini memiliki diameter sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi ini juga memiliki struktur spiral dengan cakram galaksi yang menampung bintang-bintang muda dan lingkaran luar yang mengandung bintang-bintang yang lebih tua.
Dalam Galaksi Bimasakti, ada sekitar 100 Miliar sampai 400 Miliar bintang seperti matahari. Dan sekitar 800 miliar sampai 3,2 triliun planet yang berada di galaksi kita ini. Yang mengejutkan adalah mungkin di dalam Bimasakti terihat penuh dengan bintang, tapi juga ada miliaran planet yang terletak dalam kegelapan tanpa bintang.
Galaksi Bimasakti juga mengandung sejumlah gugus bintang, awan gas dan debu antarbintang, serta lubang hitam supermasif di pusatnya. Galaksi ini terletak sekitar 25.000 tahun cahaya dari pusat Galaksi Bimasakti, di dekat tepi luar dari salah satu lengan spiralnya.
Bimasakti sangat penting dalam pemahaman kita tentang alam semesta karena merupakan galaksi tempat kita tinggal. Banyak penelitian dan eksplorasi telah dilakukan untuk memahami galaksi ini dan bagaimana ia berinteraksi dengan galaksi lain dalam kelompok lokalnya.
Ayo menghela nafas, karena ternyata galaksi kita yang super raksasa dengan triliunan planet dan bintang hanyalah satu dari sekian banyaknya galaxy berbeda yang ada di Local Group.
5. Local Group
Local Group adalah kelompok galaksi kecil yang terdiri dari sekitar 50 hingga 100 galaksi, termasuk Galaksi Bimasakti tempat kita tinggal. Kelompok ini terletak sekitar 10 juta tahun cahaya dari Bumi dan terdiri dari beberapa galaksi satelit yang lebih kecil yang mengorbit Galaksi Bimasakti dan Andromeda, galaksi spiral terbesar dalam kelompok ini.
Selain Galaksi Bimasakti dan Andromeda, galaksi-galaksi lain dalam Local Group termasuk Galaksi Segitiga (M33), Galaksi Bima Sakti Kecil (Sagittarius Dwarf), dan banyak lagi. Banyak galaksi satelit dalam kelompok ini memiliki struktur yang tidak biasa, seperti bentuk elipsoidal atau tidak teratur.
Local Group merupakan kelompok galaksi yang relatif kecil jika dibandingkan dengan kelompok galaksi yang lebih besar seperti Kelompok Virgo yang memiliki diameter 15 juta tahun cahaya. Meskipun demikian, Local Group masih memiliki lebih banyak galaksi anggota, termasuk Galaksi Bimasakti dan Andromeda.
Local Grup masih penting untuk dipelajari dan dipahami karena kita tinggal di Galaksi Bimasakti yang merupakan anggota dari kelompok ini. Studi tentang kelompok galaksi seperti Local Group dapat membantu kita memahami evolusi galaksi dan struktur alam semesta pada skala yang lebih besar.
Sekali lagi menghela nafas, karena Local Group sendiri hanyalah bagian yang sangat-sangat sangat-sangat mungil dari Virgo Supercluster.
6. Virgo Superclaster
Super Gugus Virgo (Virgo Supercluster) adalah gugus raksasa galaksi yang mencakup sekitar 2.000 galaksi, termasuk Galaksi Bimasakti tempat kita tinggal dan beberapa galaksi besar lainnya seperti Galaksi Andromeda dan Galaksi Bima Sakti Kecil. Super gugus Virgo ditemukan di rasi bintang Virgo dan terletak sekitar 54 juta tahun cahaya dari Bumi.
Super gugus Virgo sendiri adalah bagian dari struktur kosmik yang lebih besar yang disebut Laniakea Supercluster. Super gugus ini memiliki diameter sekitar 110 juta tahun cahaya dan merupakan salah satu gugus galaksi terbesar yang diketahui.
Studi tentang Super gugus Virgo dapat membantu kita memahami bagaimana galaksi-galaksi terbentuk dan berkembang dalam alam semesta, serta bagaimana mereka terkait dengan struktur kosmik yang lebih besar. Galaksi-galaksi dalam Super gugus Virgo saling mempengaruhi gravitasi dan dapat mempengaruhi evolusi galaksi tetangga mereka melalui interaksi dan tabrakan.
Jangan berhenti menghela nafas karena Virgo Supercluster sendiri ternyata hanyalah bagian sangat sangat kecil dari Laniakea Supercluster.
7. Laniakea Supercluster
Laniakea Supercluster adalah struktur kosmik yang sangat besar yang mencakup sekitar 100.000 galaksi, termasuk Super Gugus Virgo dan Galaksi Bimasakti. Laniakea Supercluster ditemukan pada tahun 2014 oleh sekelompok astronom dari University of Hawaii dan merupakan salah satu struktur terbesar yang diketahui dalam alam semesta.
Laniakea Supercluster memiliki diameter sekitar 520 juta tahun cahaya dan memiliki massa sekitar 10^17 kali massa Matahari. Struktur ini terbentuk oleh adanya gravitasi yang saling menarik antara gugus-gugus galaksi yang lebih kecil, sehingga membentuk gugus-gugus yang lebih besar dan akhirnya membentuk Supercluster.
Studi tentang Laniakea Supercluster dapat membantu kita memahami bagaimana galaksi-galaksi terbentuk dan berkembang dalam alam semesta, serta bagaimana mereka terkait dengan struktur kosmik yang lebih besar. Supercluster seperti Laniakea memungkinkan kita untuk mempelajari evolusi dan dinamika galaksi dalam skala yang sangat besar, dan memberikan gambaran tentang struktur alam semesta secara keseluruhan.
Pada skala ini, galaksi-galaksi akan terlihat seperti titik kecil. Lalu apakah kita sudah sampai akhir? Sama sekali tidak, karena Super Cluster ini hanyalah bagian yang paling kecel seperti debu di Observable Universe.
8. Observable Universe
Observable Universe (Alam Semesta Teramati) adalah wilayah dari alam semesta yang dapat diamati oleh manusia atau peralatan yang kita miliki saat ini. Wilayah ini memiliki jarak sekitar 93 miliar tahun cahaya dari kita.
Observable Universe atau wilayah alam semesta yang bisa kita amati di sinilah rumah dari lebih dari 2 triliun galaksi yang tak terhitung bintang dan planet di dalamnya dan menjadi ujung batas pengetahuan kita manusia.Tentang besarnya alam semesta untuk sekarang di luar ini tentunya masih ada lagi, hingga sekarang masih menjadi misteri.
Perlu diingat bahwa Observable Universe hanya sebagian kecil dari keseluruhan alam semesta. Ada banyak wilayah di luar Observable Universe yang tidak dapat diamati karena jarak yang terlalu jauh dan terlalu lama bagi cahaya untuk mencapainya, atau mungkin karena belum diketahui atau tidak dapat diamati menggunakan teknologi saat ini.
Namun, studi tentang Observable Universe sangat penting karena wilayah ini memberikan gambaran tentang sejarah dan struktur alam semesta dalam skala yang sangat besar, serta membantu kita memahami bagaimana galaksi-galaksi terbentuk dan berkembang seiring waktu.
Kesimpulan
Kita hanya bisa melihat bagian ini dari alam semesta yang kita tahu melalui ilmu Sains. Kemungkinan di luar pengamatan kita sedang bertumbuh terus lebih cepat dari kecepatan cahaya alam semesta lain. Banyak dari ilmuan menduga bahwa semesta kita ini hanyalah satu bagian dari miliaran semesta-semesta besar lainnya.
Saat ini ujung dari alam semesta masih menjadi satu misteri besar yang belum terpecahkan. Ada juga yang mengatakan bahwa alam semesta ini terus meluas menuju tak terhingga, sehingga tak pernah tau ujung alam semesta. Hanyalah Tuhan Maha Besar pencipta alam semesta ini yang tau.
Mungkin artikel ini pada akhirnya bukan mengajarkan seberapa besar alam semesta tapi justru mengajarkan seberapa kecilnya kita di alam semesta ini. Tetapi sebagai manusia janganlah langsung merasa hidup kalian tak ada artinya justru kita spesies kecil yang hidup di planet biru ini.
Makhluk yang berani berpikir besar, sebesar alam semesta menembus batas pengetahuan kita, pada akhirnya inilah kita, sebuah titik kecil biru dengan sebegitu luasnya alam semesta seperti yang disampaikan oleh Carl Sagan,
“Lihat lagi titik itu. Itu di sini. Itu rumah. Itu kami. Di atasnya semua orang yang Anda cintai, semua orang yang Anda kenal, semua orang yang pernah Anda dengar, setiap manusia yang pernah ada, menjalani hidup mereka.
Kumpulan kegembiraan dan penderitaan kita, ribuan agama percaya diri, ideologi, dan doktrin ekonomi, setiap pemburu dan penjelajah, setiap pahlawan dan pengecut, setiap pencipta dan perusak peradaban, setiap raja dan petani, setiap pasangan muda yang sedang jatuh cinta, setiap ibu dan ayah, anak yang penuh harapan.
Penemu dan penjelajah, setiap guru moral, setiap politisi korup, setiap "superstar", setiap "pemimpin tertinggi", setiap orang suci dan pendosa dalam sejarah spesies kita tinggal di sana — di atas setitik debu yang tergantung di sinar matahari."
Sumber Artikel & Gambar : Kok Bisa ?